Lafadz yang tersusun itu adakalanya yang tidak digunakan dan tidak sengaja dibuat. Menurut Qaul Ashah, hal ini terjadi dan adakalanya dipergunakan. Menurut Qaul Muhtar, bahwa Khabar ini sengaja dibuat.

Kalam Lisani adalah suatu lafald yang menyimpan susunan kalimat dan bisa berfaedah serta disengaja keberadaannya. Sedangkan Kalam Nafsani adalah isi alam hati.

Menurut Qaul Ashoh bahwa sesungguhnya bahwa kalam itu mempunyai arti umum (boleh lisani atau Nafsani) dan apabila bertujuan untuk mencari maka dengan cara menggunakan istifham (apakah apa atau sesuatu itu) dan apabila bertujuan untuk menghasilkan sesuatu maka dengan cara amar atau perintah, dan apabila bertujuan untuk mencegah maka dengan cara Nahi atau larangan walaupun dari orang yang derajatnya sama atau dari orang yang meminta. Dan apabila suatu kalam tidak bertujuan mencari sesuatu, maka suatu kalam yang memuat kebohongan dan kebenaran itu dinamakan Tanbih atau peringatan. Dan kalam yang memuat kebohongan dan kebenaran itu dinamakan khabar.

Terkadang juga dikatakan bahwa Kalam Insya’ adalah kalam yang menyatakan pekerjaan yang secara kenyataan bahwa pekerjaan itu telah dilakukan pelakunya. Sebaliknya khabar. Bahwa khabar adalah berita yang mungkin bohong dan mungkin juga benar dan tidak ada yang bisa menunjukkan pada yang bohong maupun yang benar.

Permasalahan

Khabar adakalanya yang bisa dipastikan bohong, ada yang sifatnya saling berlawanan dan ada juga yang istidlal (harus diteliti). Seperti kata Ahli Filsafat bahwa alam itu sudah ada sejak dahulu kala. Setiap khabar yang member gambaran salah dan tidak dapat dipertimbangkan, maka khabar itu adalah khabar yang pasti bohong.

Permasalahan

Menurut Qaul Ashah bahwa apabila khos, bila tidak dating setelah menjalankan ‘Am (umum) maka Khas (khusus) dapat menaksis ‘Am dan apabila khas datang setelah mengamalkan ‘Am, maka Khos merombak atau mengganti ‘Am dan apabila dua perkara yang saling bertentangan itu ‘Am semua, maka harus memenangkan salah satu dari keduanya.